<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3075841173845236432\x26blogName\x3d.:+KOMPAS-MIEKA+:.\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kompas-mieka.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3dsq_AL\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kompas-mieka.blogspot.com/\x26vt\x3d3006604585497687862', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Kemanakah Identitas Taman Bungkul?

e shtunë, 16 qershor 2007

Free Image Hosting at www.ImageShack.us

Taman Bungkul Merupakan obyek wisata yng ad di Surabaya yang perlu kita tengok tentang identitas nilai-nilainya, apakah dijadikan sebagai Taman bernilai Religi,karena seperti yang kita ketahui bahwa Taman bungkul sebelumya adalah Makam Sunan Bungkul. atau dijadikan sebagai obyek untuk temapat nongkrong, sport are dan taman bermain saja?? itulah yang h rus kita ambil tindakan tegas untuk menunjukkan ciri khas taman Bungkul!!

perbedaan antara Nilai-nilai budaya religi yang ditanamkan oleh Sunan Bungkul Dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah sanagat mencolok, buktinya jika kita berkunjung kesana, pasti kita bertanya-tanya diamanakah letak makam Sunan Bungkul itu diletakkan, sedangkan yang jelas terlihat oleh mata kita hanyalah taman bermain dan tempat nongkrong saja.bisa-bisa dapat mematikan nili buday yang mencerminkan nilai keagamaan Surabaya.

berikut ini adalah kutipan dari KOMPAS, SENIN 07 AGUSTUS 2006 :

Di tengah giatnya Pemerintah Kota Surabaya melaksanakan program penghijauan kota terdapat berita tentang rencana membangun Taman Bungkul menjadi sebuah taman kota. Mencermati rencana itu, ada sedikit catatan yang perlu diperhatikan mengingat Taman Bungkul adalah salah satu ruang terbuka hijau dan artefak cagar budaya.

Keberadaan pepohonan rindang dan rerumputan yang menghijau di tengah kota, termasuk Taman Bungkul, memiliki manfaat besar, baik bagi lingkungan alam maupun lingkungan sosial di sekitarnya. ruang terbuka hijau (RTH) adalah paru-paru kota yang bisa mereduksi polusi udara dan menjadi peresapan air hujan (Ecoton, 2003). Lanjutanya...
TANGGAPAN KAMI
pembangunan Taman Bungkul sebagai Taman Ideal merupakan gagasan yang cermelang untuk menggugah Surabaya sebagai KOTA WISATA
Tetapi disisi lain taman bungkul juga bisa dibilang mengubur budaya religi yang dimiliki oleh Surabaya, yaitu MAKAM SUNAN BUNGKUL yang masih merupakan sanak keluarga dari Sunan Ampel. terkadang kalau kita jalan-jalan ke Taman yang terletak di Jalan Darmo itu sepintas kita melihat pemakamanya...sekarang cob kita renungkan sebentar!!! Apakah pantas Sebuah makam seorng sunan di modifikasi sedemikian rupa hingga sekarang? menjadi Taman yang dipakai sebagai jalan-jalan, taman bermain, tempat Wi-Fi, bahkan yang sangat tidak pantas yaitu sebagai tempat dimana bertemunya dua insan yang kasmaran??

Memang Ide Tersebut sangat menggugah Wisata di Surabaya,tatapi perlu kita camkan juga dalam benak kita kalau kalau perubahan tidak harus menubah nilai budaya kita sebelumya, tidak harus memutuskan "Benang Merah" jua, justru sebaiknya sebagai perubahan yaitu melakukan pengembangan agar tempat tersebut lebih menarik, berkualitas tanpa meninggalkan nilai yang ada, perlu kita ketahui bahwa kota Surabay Terkernal dengan sebagai Kota Bersejarah, lota yang menyimpan berjuta sejarah, makam Sunan Bungkul merupakan tempat peninggalan Kota Pahlawan ini, jadi kita harus tunjukkan identitas religi dan budaya kita sebagai ciri khas dari wisata kota kita.

Pembangunan Taman Bungkul tentunya membuat pro dan kontra, disisi lain pembangunan tersebut merupakan gebrakan bagi wisata di Surabaya, disisi lain juga Taman Bungkul mematikan sejarah religi yang merupakan ciri khas budaya kita. sekarang semuanya hanyalah pihak pemerintah yang bisa menentukan , apakah langkah yang diambilnya nanti akan membuat kemajuan dalam bidang wisata atau malah justru sebaliknya?

kami sangat setuju dengan harapan penulis yaitu "....Taman Bungkul diharapkan akan dibangun menjadi taman kota yang ideal. Ini dalam arti tetap memiliki dimensi keseimbangan lingkungan hidup (ekosistem), multifungsi, dan accessible"
begitu juga dengan kami harapan pembangunan tersebut mempunyai nilai keseimbangan antara menggugah sebagai tempat wisata yang berkualitas dengan nilai-nilai sejarah dan budaya yang sudah mengakar disana.denagan begitu sempurnalah kalu Taman Bunggul sebaga TAMAN IDEAL masyarakat Surabaya
.
posted by mirza - kamim, 9:17 e paradites

0 Comments:

Add a comment