<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3075841173845236432\x26blogName\x3d.:+KOMPAS-MIEKA+:.\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kompas-mieka.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3dsq_AL\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kompas-mieka.blogspot.com/\x26vt\x3d3006604585497687862', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Gugahan Untuk Surabaya Ku

e shtunë, 16 qershor 2007

SURABAYA TOURISM CITY, tema blog yang kami angkat dalam kompetisi ini. Kota Surabaya merupakan sebuah kota yang mengandalkan sisi kemenarikan panorama alam yang tersedia.
Banyak temapat-tempat wisata di Kota Sejarah ini yang bisa dikunjungi oleh para pecinta keindahan, mulai dari wista religi,panorama alam,ilmu pengetahuan, bahkan wisata terlarang yang sekalipun menguak sisi gelapnya kehidupan Surabaya


Pengembangan pembangun tempat wisata oleh pemerinth Kota Surabaya bisa dibilang cukup maksimal, karena tempat tersebut merupakan aset kota yng dapat menghasilkan pemasukan dana daerah, sekarang tinggal bergantung kepada masyarakat surabaya bagaimana untuk memajukan, menjaga dan membanggakan tempat-tempat tersebut.
Memang ironis kalau dilihat dalam realita sekarng , tempat-tempat wisata yang menampilkan ilmu pengetahuan, religi, dan panorama alam di kota ini tidak di “toleh” lagi oleh masyarakat Surabaya, seharusnya mereka bangga dengan tempat-tempat tersebut.jika ditanya kepada mereka, alasan yang selalu mereka kemukakan adalah tempat-tempat wisat tersebut sudah pernah dikunjungi dan yang ada hanayalah itu-itu saja. Justru tempat “wisata” yang menunjukan sisi gelap kota ini malah cukup diperhitungkan oleh masyarakat kota ini, makanya tak heran kalau tempat wisata seperti ini dikenal oleh masyarakat luas sampai ke kota-kota tetangga, pasti kita sudah tahu apa tempat wisata dengan tanda kutip tertsebut, teapi yang perlu ada tanda tanya besar adalah dikemanakan tempat wisata seperti Kebun Binatang Surabaya, Pantai Kenjeran, Tugu Pahlawan, Sunan Ampel,dan lainnya?
Dari penyataan diatas, kami ingin menggugah masyarakat luas khususnya masyarakat Kota Surabaya untuk mengembangkan wiasata wisata yang seharusnya memang dapat beguna dan bermanfaat bagi generasi kita, kami juga berharap agar mereka sadar bahwa kota Surabaya merupakan KOTA WISATA yang bisa diperhitungkan oleh kota-kota lainnya.





BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 9:49 e paradites | link | 0 comments |

Banggakah Kita Kepada Wisata Budaya Surabaya?



Surabaya mempunyai beraneka ragam budaya, mulai dari tari, bahasa, kesenian, cinderamatanya dan adat istiadatnya. Makanya Surabaya juga tak kalah dengan Yogyakarta yang disebut-sebut sebagai kota Budaya.

Seorang budayawan, Akhudiat membenarkan bahwa memang Produk kesenian tradisi dan etnik Jawa Timur sangat kaya dan beragam karena di Jawa Timur terdapat banyak subkultur.Dia juaga berpendapat kalau sampai sekarang ini belum seluruhnya ataupun
sepenuhnya terangkat ke permukaan. Sebab, tidak banyak pemerintah daerah yang merasa bangga mengangkat kesenian tradisi ataupun etnik yang terdapat di wilayahnya. lanjutannya...



Menanggapi opini dari Akhudiat, kami sangat setuju bahwa keanekaragaman budaya yang kita miliki ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh kita untuk dijadikan sebagi Wisata Budaya, tetapi dalam realitanya seperti yang Akhudiat paparkan, memang benar kalau pemerintah kota sendiri kurang menjunjung nilai budaya kita. Tetapi jika pemerintah bertindak masabodoh terus terhadap budaya anak local. Ada satu pertanyaan yang harus dijawab. Yaitu:

“Dikemanakan Seni Budaya kita?”
Untuk menjawab pewrtanyaan diatas bukanlah segampang menjawab soal Matematika di sekolah, karena memang dalam perwujudan wisata budaya tidak bisa dilakukan dalalam jangka pendek, tetapi melalui banyak tahap dan tentunya memerlukan kerjasama yang konkrit di setiap lapisan yang ada didalamya

Kepala Taman Budaya Jawa Timur Pribadi Agus Santoso, berpendapat bahwa untuk mengangkat keragaman seni budaya Jawa Timur membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena itu, perlu kerja sama dan dukungan semua pihak, termasuk budayawan, pelaku kesenian ,masyarakat dan pemerintah. lanjutannya...
Ada satu lagi artikel yang menarik kita bahas behubungan dengan perwujudan Wisata Budaya Surabaya yang dilakukan oleh pemerintah

Seniman tradisi Surabaya merasa kesal tatkala Dinas Pariwisata
Kota Surabaya meminta mereka mengamen di Balai Pemuda Surabaya. "Kami
siap-siap saja untuk tampil di Balai Pemuda, tetapi bukan untuk
mengamen. Kalau memang pemerintah peduli dan ingin mengangkat
kesenian tradisional untuk paket wisata budaya, masalah akomodasi dan
transportasinya harus dipikirkan," kata Pimpinan Reyog Barongseto
Bantarangin Surabaya Pingin dalam rapat pengarahan peningkatan
manajemen kebudayaandi Surabaya, Selasa (23/1).
SUMBER : PIKNet

Dari referensi diatas jika kita kaitkan dengan pembangunan Wisata budaya kita yang memerlukan banyak sekali dukungan dari beberapa pihak seperti yang disebutkan oleh Pribadi Agus Santoso bahwa partisipasi pemerintah sendiri kurang terhadap seni Budaya yang kita miliki. Buktinya pemerintah kota bersikap “cuek’ seakan tidak mengetahui permasalahnya terhadap pelaku kesenian, padahal dalam konteks diatas menunjukkan bahwa pelaku kesenian sudah bersedia dan mau ngelakoni kebudayaan kita demi mengangkat Wisata Budaya kita.

Selain Pemerintah dan pelaku kesenian yang dapat mengangkat nama Wisata Budaya lainnya adalah ;
1. Budayawan. Dalam pembangunan Wisata Budaya, juga sangat berpengaruh menurut kami, karena kita juga membutuhkan pengamatan terhadap budaya yang ada saat ini demi terkontrolnya nilai-nilai budaya masa lalu yang bernilai etnik dan tradisional.
2. masyarakat, masyarakat menurut kami juga beperan penting demi pembangunan budaya. Pembangunan wisata ini akan sempurna jika antusias masyakat ditunjukkan.
3. Pemerintah Daerah.
Agus manambahkan, kebijakan daerah atau kepala daerah amat penting dan berarti dalam mengangkat seni budaya. Karena dengan payung hukum tersebut, instansi terkait di daerah, termasuk dinas
pariwisata dan kebudayaan bisa leluasa mengembangkan kesenian tradisi
danetnik di daerahnya. Dia juga berpendapat Selama ini sangat minim kebijakan kepala daerah yang menyentuh aspek seni budaya. Padahal, seni budaya itu aset yang sangat berharga bagi suatu daerah.
Pendapat Agus menurut kami sudah tidak diragukan laagi kenaranya, karena untuk menggangkat wisata Budaya diperlukan juga hukum yang mengikat agar nanyinya kebudayaan tersbut dapat dipertanggungjawabkan.

Kemudian, Siapa yang paling berperan demi pembangunan Wisata Budaya kita?

Selain dari ke-5 Penentu Suksesnya Pembangunan yang disebutkan, jawaban yang tepat untuk pertanyaan diatas adalah diri kita sendiri. Coba kita bercermin diri, apakah kita bangga dengan Kebudayaan kita?

Malahan yang ada pada diri kita sekarang ini tak segan-segan mengatakan “malu” terhadap budaya kita sendiri, dengan alasan budaya kita sudah kuno dan tidak zamanya lagi bagi trend masa kini.

Lah! Sikap kita sendiri saja sudah tidaj mencerminkan sikap cinta pada budaya lain dan kebih memilih budaya asing yang jelas-jelas tidak cocok bagi kultur kita. Bagaimana pemnagunan Wisata bakalan Sukses dengan sikap sekarang ini, bukankan kita-kitalah yang akan menentukan Budaya kita untuk kedepanya?
Sekarang Coba kita menanamkan rasa Bangga dalam diri kita dan tunjukan kalau itulah budaya Surabaya yang kita miliki.

BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 9:30 e paradites | link | 2 comments |

Kemanakah Identitas Taman Bungkul?

Free Image Hosting at www.ImageShack.us

Taman Bungkul Merupakan obyek wisata yng ad di Surabaya yang perlu kita tengok tentang identitas nilai-nilainya, apakah dijadikan sebagai Taman bernilai Religi,karena seperti yang kita ketahui bahwa Taman bungkul sebelumya adalah Makam Sunan Bungkul. atau dijadikan sebagai obyek untuk temapat nongkrong, sport are dan taman bermain saja?? itulah yang h rus kita ambil tindakan tegas untuk menunjukkan ciri khas taman Bungkul!!

perbedaan antara Nilai-nilai budaya religi yang ditanamkan oleh Sunan Bungkul Dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah sanagat mencolok, buktinya jika kita berkunjung kesana, pasti kita bertanya-tanya diamanakah letak makam Sunan Bungkul itu diletakkan, sedangkan yang jelas terlihat oleh mata kita hanyalah taman bermain dan tempat nongkrong saja.bisa-bisa dapat mematikan nili buday yang mencerminkan nilai keagamaan Surabaya.

berikut ini adalah kutipan dari KOMPAS, SENIN 07 AGUSTUS 2006 :

Di tengah giatnya Pemerintah Kota Surabaya melaksanakan program penghijauan kota terdapat berita tentang rencana membangun Taman Bungkul menjadi sebuah taman kota. Mencermati rencana itu, ada sedikit catatan yang perlu diperhatikan mengingat Taman Bungkul adalah salah satu ruang terbuka hijau dan artefak cagar budaya.

Keberadaan pepohonan rindang dan rerumputan yang menghijau di tengah kota, termasuk Taman Bungkul, memiliki manfaat besar, baik bagi lingkungan alam maupun lingkungan sosial di sekitarnya. ruang terbuka hijau (RTH) adalah paru-paru kota yang bisa mereduksi polusi udara dan menjadi peresapan air hujan (Ecoton, 2003). Lanjutanya...
TANGGAPAN KAMI
pembangunan Taman Bungkul sebagai Taman Ideal merupakan gagasan yang cermelang untuk menggugah Surabaya sebagai KOTA WISATA
Tetapi disisi lain taman bungkul juga bisa dibilang mengubur budaya religi yang dimiliki oleh Surabaya, yaitu MAKAM SUNAN BUNGKUL yang masih merupakan sanak keluarga dari Sunan Ampel. terkadang kalau kita jalan-jalan ke Taman yang terletak di Jalan Darmo itu sepintas kita melihat pemakamanya...sekarang cob kita renungkan sebentar!!! Apakah pantas Sebuah makam seorng sunan di modifikasi sedemikian rupa hingga sekarang? menjadi Taman yang dipakai sebagai jalan-jalan, taman bermain, tempat Wi-Fi, bahkan yang sangat tidak pantas yaitu sebagai tempat dimana bertemunya dua insan yang kasmaran??

Memang Ide Tersebut sangat menggugah Wisata di Surabaya,tatapi perlu kita camkan juga dalam benak kita kalau kalau perubahan tidak harus menubah nilai budaya kita sebelumya, tidak harus memutuskan "Benang Merah" jua, justru sebaiknya sebagai perubahan yaitu melakukan pengembangan agar tempat tersebut lebih menarik, berkualitas tanpa meninggalkan nilai yang ada, perlu kita ketahui bahwa kota Surabay Terkernal dengan sebagai Kota Bersejarah, lota yang menyimpan berjuta sejarah, makam Sunan Bungkul merupakan tempat peninggalan Kota Pahlawan ini, jadi kita harus tunjukkan identitas religi dan budaya kita sebagai ciri khas dari wisata kota kita.

Pembangunan Taman Bungkul tentunya membuat pro dan kontra, disisi lain pembangunan tersebut merupakan gebrakan bagi wisata di Surabaya, disisi lain juga Taman Bungkul mematikan sejarah religi yang merupakan ciri khas budaya kita. sekarang semuanya hanyalah pihak pemerintah yang bisa menentukan , apakah langkah yang diambilnya nanti akan membuat kemajuan dalam bidang wisata atau malah justru sebaliknya?

kami sangat setuju dengan harapan penulis yaitu "....Taman Bungkul diharapkan akan dibangun menjadi taman kota yang ideal. Ini dalam arti tetap memiliki dimensi keseimbangan lingkungan hidup (ekosistem), multifungsi, dan accessible"
begitu juga dengan kami harapan pembangunan tersebut mempunyai nilai keseimbangan antara menggugah sebagai tempat wisata yang berkualitas dengan nilai-nilai sejarah dan budaya yang sudah mengakar disana.denagan begitu sempurnalah kalu Taman Bunggul sebaga TAMAN IDEAL masyarakat Surabaya
.

BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 9:17 e paradites | link | 0 comments |

Surabaya Big Sale Jadi Tempat Wisata


“Sebagai kota bisnis, sebagian besar pengunjung Surabaya datang
karena ada pertemuan dengan rekanan atau tujuan bisnis lain.
Pertemuan-pertemuan itu biasanya mempunyai kegiatan menjelang dan
sesudahnya. Selain itu, ada juga kegiatan untuk para istri peserta
pertemuan. "Itu potensi besar dan sayang jika dilewatkan," kata pria
kelahiran Kediri, 13 Oktober 1967 ini.(Yusak Anshori, Direktur
Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Surabaya.)” Lanjutanya...
Saat kami mencari beberapa artilel dari PIK ternyata ada satu wisata baru yang baru kami ketahui di Surabaya, referensi diatas ternyata memberikan informasi kepada kami kalau Big Sale Surabaya dapat dimanfaatkan sebagai wisata perbelanjaan. Bagaimana bisa?

Sesuai kutipan diatas dan berdasarkan sepengetahuan dari kami ,setuju benar bahwa surabaya sering didatangi para pengunjung apalagi dalam bidang perbisnisan. Nah, disinilah letak keuntungan yang dapat ditimba oleh kota Surabaya jika pemerintah kota benar-benar mau mengolahnya.

Setiap pengunjung yang datang di Surabaya sebagian besar membawa anggota keluarganya. Dan kegiatan yang selalu mereka lakukan pada saat berkunjung ke luar kota adalah berbelanja. Kesempatan ini seharusnya bisa dikembangkan lagi dengan menjunjung lagi identitas Surabya Big Sale. Maka dengan berpangku tangan saja
Surabaya akan bisa mengahasilkan pendapatan daerah.

Rata-rata pengunjung yang berkunjung ke Surabaya sangat menggilai belanja di Surabaya, yang memang benar barang-barang yang ada di Surabaya mempunyai nilai seni tradisional yang berkualitas tinggi.

Pasti anda juga setuju dengan kami kalau pembangunan wisata belanja di kota bisnis ini dikembangkan lagi. Dengan menjual barang-barang asli lokal Surabaya. Karena barang tersebut sangat digandrungi oleh pengunjung dari luar kota.

Makanya kita sebagai orang asli Surabaya harus berbangga terhadap produk kita. Dan tunjukkan kalau produk kita mampu melampaui pasaran pariwisata.








BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 5:41 e paradites | link | 0 comments |

PANTAI KENJERAN :
Pantai Wisata atau Tempat Sampah ?

e premte, 15 qershor 2007

Tanggal 5 Juni 2007 kemarin Sekolah kami SMA Negeri 11 Surabaya mengadakan Kegiatan Tengah Semester (KTS) yakni observasi ke Tugu Pahlawan, Perkampungan Nelayan dan Wisata Pantai Kenjeran, Banyak informasi yang dapat kita petik dari kegiatan tersebut, khususnya pada saat observasi di Pnati Kenjeran dan Perkampungan Nelayanya. Setelah beranjk dri obyek tersebut, da syu hal ynag mencuri perhatian kita tentang Pantai Kenjeran, yaitu tingkat kebersihanya yang kami sebut menduduki level yang sangat rendah. Sampai Sekarang saja, dalam benak kami selalu bertanya-tanya, kok bisa ya tempat wista pantai satu-satunya di Surabaya bak Kolam Sampah??


Akhirnya rasa penasaran kamilah yang membujuk kami untuk mencri tahu apakah benar kondisi Wisata Pantai seburuk yang kami lihat? Lantas, apa penyebabnya?

Kami mencari beberapa referensi tentang kebenaran kebenaran tersebut, kami mencoba membuka sebuah situs yaitu www.kompas.com, ada beberapa artikel yang dapat mengobati rasa penasarn kami, yaitu artikel kompas, Sabtu 3 Pebruari 2007, berikut ini adalah kutipanya.

Air selokan sepanjang Jalan Sukolilo Lor tergenang akibat sampah yang menumpuk atau tersangkut di kaki jembatan yang menuju permukiman penduduk. Selain sampah, tanaman air seperti enceng gondok juga tumbuh liar di sana-sini. Tergenangnya air selokan yang bercampur dengan sampah itu menimbulkan bau busuk menyengat. Parahnya lagi, banyak nelayan yang menjemur ikan hasil tangkapannya sepanjang selokan tersebut. Padahal di tempat itu juga banyak lalat hijau berkeliaran.

Lingkungan yang kebanyakan tercemar oleh sampah rumah tangga tersebut bahkan sampai ke tempat wisata Pantai Ria Kenjeran dan Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran. Selain sampah, tanaman liar yang tidak dibersihkan juga menambah kumuh suasana. Lanjutnya......
Dari referensi diatas, ternyata kami menemukan jawaban dari pertanyaan kami yaitu penyebab utama dari kurangnya tingkat kesadaran dari masyarakat sekitar untuk menciptakan suasana yang bersih dan indah, tatapi kita juga tidak bisa mengecap yang salah adalah dari satu pihak saja, ada pihak-pihak lain yang juga bertanggung jawab atas keber\siahan pantai yang terletak di kawasa sisi timur Suarabay ini. pihak tersebut adalah pemerintah kota agar bisa menggalang masyarakat untuk bergotong royong membersihakan wisata pantai yang seluas 4 hektar ini.

Referensi diatas ternyata dapat mendukung pengamatan kami dari observasi yang telah dilakukan, memang kebersihan pantai tersebut sudah tidak diulurtangani lagi oleh pemerintah kota dan masyarakat luas. Terbukti kalau tingkat kebersihan di kawasan Pantai Kenjeran adalah level memprihatinkan, bahkan dalam pengamatn kami jumpai berbagai macam sampah yang mengisi sela-sela tepi pantai, ibarat pantai tersebut waduk yang disediakan oleh alam untuk tempat sampah

Tak khayal lagi kalau Tempat Wisata pantai satu-satunya di Surabaya, Pantai Kenjeran disebut sebagai Tempat Wisata Sampah. karena linkungan kumuh tetap mendominasi di lokasi sekitar, kebersihan air lautnya saja sudah tercemar dengan berbagai macam sampah, mulai dari sampah rumah tangga, industri dan sampah yang berasal dari kurangnya kesadaran para pengunjung Pantai tersebut, yaitu mereka seenaknya saja membuang sampah dimana saja.

Rugi benar kalau kondisi seperti ini akan dibiarkan saja, karena pantai Kenjeran merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), kalu Kita tengok ke 5 tahun sebelumya, pantai Kenjeran ternyata dapat melampaui PAD yang telah ditetapkan yaitu sebesar 500 juta. hal ini dapat kita buktikan dalam KOMPAS, SABTU 29 Desember 2001

Surabaya, Kompas - Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Surabaya, berhasil melampaui target pendapatan asli daerah (PAD) yang ditetapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sebesar Rp 500 juta. Pencapaian PAD ini masih akan terus bertambah dengan membanjirnya pengunjung sampai malam Tahun Baru mendatang, yang peningkatannya diperkirakan mencapai 100 persen.

Sejak liburan sekolah menjelang Lebaran lalu, pendapatan THP Kenjeran meningkat 20-30 persen dari hari biasa yang berkisar Rp 200.000-Rp 300.000 per hari. Jumlah pengunjung mencapai puncaknya pada tanggal 17 dan 23 Desember, yaitu 7.500 orang per hari. Sementara sejak tanggal 15 Desember jumlah pengunjung per hari berkisar antara 3.000 sampai 4.000 orang.
hal ini merupakn pencapaian yang membanggakan bagi Kota Surabaya, dengan demikian kemungkinan harapn kota Surabaya sebagai KOTA WISATA terbentang lebar di udara.menurut kepala THP Kenjeran pada saat itu, Sutadi menyatakan bahwa peningkatan kenaikan jumlah pengunjung selama ini lebih banyak disebabkan oleh ketiadaan alternatif tempat hiburan. Tetapi, dia optimistis target itu akan teraih, karena sebagai satu-satunya obyek wisata maritim di Surabaya, pengunjung akan tetap berminat ke sini," kata Sutadi.lanjutnya....

Tetapi jika kami lihat pada masa sekarang, pantai kenjeran justru mengalami kemerosotan pengunjung, meski disebut-sebut kalau pantai kenjeran adalah wisata maritim satu-satunya di surabaya, padahal sekarang ini pantai tersebut mengalami banyak renovasi yang dilakukan semenjak tahun 2002 sampai dengan tahun 2003 kemarin, mulai dari fasilitasnya, pembuatan pagar keamananya, pengurukan bibir pantai yang terkena abrasi air laut sampai perluasan tempat parkir.

Kalau berbicara tentang renovasi diatas, ada satu kesalahan fatal yang tidak terfikirkan oleh Pemerintah kota, yaitu renovasi tingkat kebesihan di kawasan tersebut. seharusnya kebersihanlan yang perlu dipriyotaskan dalam pembangunan. dan inilah yang menjadi penyebab wahid dalam penurunan pengunjung Pantai tersebut.

Bukankah tujuan dari Berpariwisata adalah agar pengunjung dapat menyegarkan kembali pikiran merka. Lantas, kalau kondisi Wisat Pantai Kenjeran seperti ini, dimanakah letak wisatanya??


BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 10:06 e pasdites | link | 0 comments |

KEBUN BINATANG SURABAYA :
Cuma Tinggal Simbol SURO dan BOYO


Kebun Bintang Surabaya merupakan Tempat Wisata yang Cukup terkenal, karena dinilai sebagai tempat wisata yang paling mendidik. Selain sebagai tempat rekreasi KBS jugamerupakan symbol resmi kota Surabaya, yaitu SURO dan BOYO

Kebun yang memiliki luas sebesar 15 hektar ini pernah menyandang predikat sebagai Kebun Binatang Terlengkap di Indonesia, yaitu mempunyai 400 jenis satwa dan berjumlah 3500 ekor. Hal ini merupakan pencapian yang membanggakan bagi kota Surabaya. Karena pada saat itu pula pengunjung Kebun Wisata tersebut melaju pesat.

Seiring dengan berjalanya waktu, predikat tersebut lambat laun pupus dan tergeserkan oleh taman satwa di kota lain. Sejak tahun 2002 sampai sekarang Kebun yang terletak di jantung kota tesebut mengalami kematian satwa secara beruntun penjualan bagian Berikut ini adalah kutipan tentang kematian beruntun tersebut, dari Koran kompas, sabtu 8 pebruari 2003


KBS menyebutkan, satwa yang mati secara beruntun selama tahun 2002 berjumlah 40 ekor, mulai jenis ikan hingga harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Data tidak resmi yang diterima Kompas menyebutkan, jumlah satwa yang mati lebih dari seratus ekor.lanjutnya....



Menurut kami kematian satwa tersebut sangat diluar logika manusia jika kematianya diakeranakan oleh umur dan daptasi hewan tersebut, pasti ada campur tangan manusia yang mengakibatkan satwa tersebut mati.


Dugaan yang ditudingkan oleh sorotan publik tentang kejadian tersebut awalnya yaitu terjadi transaksi jual beli bagian tubuh satwa. Di bawah ini adalah kutipannya dari koran yang sama denagan diatas...


TIDAK ada keterangan resmi hasil uji laboratorium tentang penyebab kematian satwa-satwa tersebut. Pengurus menutup informasi medis bagi wartawan. Bahkan, para fotografer yang ingin memotret bangkai satwa yang mati pun dilarang.
Oleh karena itulah, banyak kalangan curiga telah terjadi praktik jual-beli bagian tubuh satwa. "Tidak benar itu," kata Ketua Pengurus Harian KBS Dr I Komang Wiarsa Sardjana.

Pengurus KBS boleh berdalih, satwa mati karena gangguan saluran pencernaan yang diakibatkan kesulitan adaptasi dengan lingkungannya, atau karena kebiasaan pengunjung yang memberi makan seenaknya. Tetapi, fakta yang ditemukan pernah menunjukkan, di dalam lambung bangkai kuda nil ditemukan bola tenis. Bahkan, seekor beruang menelan sandal milik penjaganya yang tertinggal.lanjutnya....


Menurut kami, entah kata apa yang pantas kami lontarkan kepada pelaku jual beli bagian satwa tersebut, sungguh pelaku tersebut merupakan orang yang dangkal dan tak mengert makna sebuah tempat wisata. Dengan begitu pelaku tersebut dalah orang perusak wisata Surabaya.

Banyak bukti yang menunjukkan keikutcampurtanganan dari manusia yang menyebabkan sudah cukup kuat, tetapi bantahan dari pihak pengelolah KBS selalu dipublikkan juga. menurut Tjuk Sukiadi, ekonom Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, praktik jual-beli bagian tubuh satwa memang pernah terjadi di KBS, tetapi itu bukan bagian tubuh satwa milik KBS. "Semua sudah kami tangani," tutur Tjuk.lanjutnya....



Selain dugaan transaksi jual beli ternyata, saat mencari informasi ternyata baru kami ketahui dari hasil penlitian yang baru-baru ini dilakukan kalau kematian satwa tersebut bisa juga disebabkan oleh tingkat psikologis satwa tersebut. Berikut ini adalah kuipanya…kompas rabu 25 april 2007

Surabaya, Kompas - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa penataan jalur wisata di Kebun Binatang Surabaya bisa menyebabkan hewan-hewan koleksi stres. Hewan-hewan di tempat tertentu tertekan terutama akibat penumpukan pengunjung di salah satu titik saja.
Tim mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya yang meneliti sirkulasi pengunjung di Kebun Binatang Surabaya (KBS) menyimpulkan bahwa jalur wisata di KBS tidak jelas dan merugikan pengunjung maupun satwa koleksi KBS.


Kami juga baru menyadari kalau satwa juga bisa mendapatkan tekanan psikologis, mungkin hal ini tidak terpikirkan oleh pengeloloh Kebun Binatang tersebut, tingkat kestessan hewan disana disebabkan oleh petunjuk arah lokasi-lokasi pada Kebun tersebut kurang jelas, sehingga pengunjung hanya berkumpul pada beberapa titik saja yang kondisinya mungkin lebih strategis menurut pandangan mereka.

Kalau dipikir dengan akal sehat kita sebagai manusia, kita juga akan merasa tertekan kalau suasana disekililing kita begitu ramai, begitu juga dengan satwa yang ada disana mereka merasa tertekan dan sudah tidak tampak sisi kemenarikan dari satwa tersebut.
Rasa terekan tersebut akan berdampak pada kesehatan satwa tersebut, jadi satwa-satwa tersebut akan lebih mudah sakit. Dan tak khayal kalau satwa-satwa disana cepat sekali mengalami kepunahan.

Sekarang penyebab Kematian Kebun Bintang yang juga berfungsi sebagai pau-paru kota Surabaya itu sekarang udah diketahui. Ironisnya perkembangan Wisata tersebut masih saja menurun peminatnya, alasan mereka adalah banyak satwa yang sudah mati.
Memang tak salah kalau tanggapan masyarakat seperti itu, meskipun penyebab kepunahan satwa sudah diketahui, tetapi yang paling berperan dalam hal ini adalah Pemerintah kota dan pengelolah kota untuk menjadikan Kebun Binatang satu-satunya di Jawa timur itu lebih hidup lagi…
Buktinya sampai sekarang, Kebun Binatang Surabay tidak mampu merebut predikatnya sebagai Kebun Binatang Terlengkap Satwanya kembali. Jika kiat berkunjung kesana, perkaytaan yang akan terlontarkan dari mulut kita yaitu “ kok banyak yang mati?”

Itulah kondisi KBS kita sekarang, yang BIsa Disebut sebagai WISATA TANPA OBYEK!!

Tapi yang jelas dan tidak bisa tergantikan adalah simbol SURO dan BOYO yang merupakan simbol kota Perjuangan ini. Yang terkenang dari Kebun Binatang ini hanyalah Simbol tersebut
Apakah kondisi seperti ini akan seterusnya menempel pada punadak Kebun Binatang Surabaya?

BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 7:04 e paradites | link | 0 comments |

MASJID AMPEL:
WISATA ROHANI TIADA HENTI

e enjte, 14 qershor 2007

Masjid Sunan Ampel merupakan Wisata religi yang ada di Surabaya yang keberadaan sampai sekarang ini masih dipertahankan keberadaa dan fungsinya. Saat berkunjung ke kawasan tersbut, jangan heran anda bergeliat dengan peziarah lain yang berkunjung dari dalam dan luar kota Surabaya, karena Kawasan ini merupakan kawasan makam Wali Songo yakni Sunan Ampel

Gerbang masuk kawasan ini ditandia dengan lorong yang berjajar berbagai penjual, mulai dari pakaian muslim, buah-buahan, kurma, minyak wangi, kerudung sampai kaset lagu-lagu islami.

Di ujung Lorong tersebut terletaklah sebuah masjid Ampel yang Megah berusia sudah 600 tahun lamamnya. Sudah beberapa renovasi yang dilakukan oleh pemerintah demi kemajuan tempat wisata ini.di Masjid inilah para peziarah beristirahat dan menghadap Tuhan yang maha Kuasa.mereka beriktikaf, membaca al-Qur’an dan ibadah frdlu yitu sholat.
Dekat dari sana, terdapat pemakaman Mbah Bolong, Mbah Soleh dan pusat keramaian ziarahnya yaitu makam Sunan Ampel yang merupakan Sunan Tertua dari Wali Songo.

Di Makam Sunan Yang bernama asli Raden Achmad Rahmatullah ini peziarah malantunkan sebuahb ayat suci yakni surat Yassin. Setelah membaca surat tersebut mereka berdoa agr diber keberkahan


Meskipun waktu telah menunjukkan Tengah malam, suasana di kawasan yang terletak di jalan Ampel ini jumlah pengunjung justru semakin bertambah, mereka beranggapan kalau beriktikaf dan berziarah pada malam hari lebih banyah keberkahannya daripada saat mataharu bersinar.

Meskipu begitu, siang hari pun tempat ziarah tersebut ramai dikunjungi, memang pantas kalau tempat ini di sebut tempat wisata Tak Mengenal Waktu dan tiada henti-hentinya.

Pengunjung akan membludak saat bulan Ramadhan, karena disana juga diadakan Sholat terawih berjamaah yang sistemya seperti Masjid Agung Surabaya yang pembacaan Ayat sucinya dalah ayat-ayat yang cukup panjang, dan janhan heran kalau sholat sunnah di Bulan Ramadhan ini kaan tewrasa lebih lama di banding dengan sholat di Masjid biasanya.

Perkembangan Wisata Agama tersebut menunjukkan sikap kepedulaian pemerintah kota dalam memajukan wisata religi di Surabaya. Buktinya mereka melakukan beberapa renovasi demi perbaikan Masjid Bersejarah Islami tersebut Menurut kami ini merupakan langkah awal bagi kemajuan wisata di Surabaya. Dan kami berharap langkah ini dapat diteruskan kepada obyek-obyek Wisata yang lain.
Resensi : Dari Kompas Kamis, 28 November 2002 dengan berbagai perubahan





BACA SELENGKAPNYA.....
posted by mirza - kamim, 10:48 e pasdites | link | 0 comments |